Kamis, 11 Desember 2014

Dakon


Copas dari Blog sebelah
Surabaya, Permainan tradisional, dakon atau congklak ternyata tidak hanya bisa dimainkan oleh Dua orang. Dengan kreativitas yang dikembangkan Tiga mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), dakon bisa dimainkan oleh tiga hingga Empat orang sekaligus.
Bahkan dakon unik ini juga bisa dipadukan dengan permainan modern seperti Ludo dan Scrabble. "Cara bermainnya sangat sederhana. Awalnya, balok kayu dakon dipasang dan disambung dengan media magnet yang sudah ditanam di dalam balok kayu dakon," ujar Steven Sanjaya Joeswanto, salah satu perancang permainan yang disebut DSL Multyplayer (Dakon, Scrabble, Ludo) ini di Surabaya, Selasa (20/11).
Karena sudah disambung, dakon pun bisa dimainkan hingga empat pemain. Lalu pemain bisa bermain dakon seperti biasa dengan mengitari balok kayu dan menaruh satu biji disetiap lubang yang dilalui.
Sedangkan jika hendak bermain ludo, balok kayu dakon tadi dibalik. Permainan ludo inipun juga bisa dimainkan maksimal Empat pemain.
Untuk bermain scrabble, sudah diberikan huruf dan point di setiap biji dakon. Dari setiap biji yang dibagikan, pemain harus menyusun menjadi kata dalam Bahasa Inggris kemudian dihitung jumlah poin yang terkumpul disetiap kata yang berhasil disusun sambung menyambung (seperti domino).
Karena biji dakon ini dipakai juga untuk permainan scrabble, maka bentuknya pun bulat namun dipotong seperenam dibagian bawahnya supaya bisa berdiri. Jumlah biji untuk sekali permainan mencapai 200 biji karena bisa dipermainkan untuk empat orang pemain.
Desain DSL Multyplayer ini dirancang tiga mahasiswa Teknik Industri yaitu Steven Sanjaya Joeswanto, Yoana Kartika Handoko, dan Andre Cahyono. Mereka berhasil menjadi juara 1 dalam Industrial Desain National Seminar And Competition 2012 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro Semarang Oktober lalu dengan tema : From Traditional Toys To Modern Toys.
Dikatakan Steven, pengembangan dakon menjadi DSL multiplayer karena permainan dakon adalah permaian tradisional Indonesia yang hampir setiap anak mengetahuinya. "Tapi selama ini hanya bisa dilakukan oleh dua pemain saja," ujarnya.
Padahal, permainan dakon ini mampu melatih kemampuan motorik halus, kesabaran dan ketelitian, jiwa sportivitas serta interaksi sosial.
Dalam proses pembuatannya, ketiga mahasiswa ini juga menggunakan beberapa teori yang diajarkan diperkuliahan. "Salah satunya Ergonomi. Terutama pada bagian lubang-lubang tempat biji dakon ditaruh satu per satu," tuturnya.
Kedalaman dan diameter lubang diukur dari rata-rata genggaman anak usia 6-12 tahun. Sedangkan untuk papan permainannya dibuat yang mudah dibongkar pasang, adjustable, multifungsi, serta aman dipermainkan oleh anak-anak karena tumpul.
Teori lain yang dipakai adalah estetika sebuah rancangan produk. Hal ini juga berusaha diaplikasikan dalam keunikan produk DSL multiplayer yang penuh warna, sederhana, berbahan dasar kayu sehingga mudah didapat, serta mudah dalam penyimpanan.
Diharapkan, dengan adanya DSL multiplayer ini anak-anak sekarang tidak perlu bergantung dengan permainan gadget yang sekarang marak karena menciptakan individualisme padahal anak-anak masih sangat butuh bersosialisasi dengan teman sebaya. "Selain itu kami ingin produsen mainan juga lebih smart dalam membuat mainan khususnya untuk anak-anak. Mulai dari bahan yang digunakan serta kenyamanan dan keselamatan saat digunakan," kata Yoana.


0 komentar:

Posting Komentar

komentarin dong... :(

 
Copyright (c) 2010 WELCOME TO MY KINGDOM :) and Powered by Blogger.