Kamis, 01 Januari 2015

ENTREPRENEURSHIP


MEMBANGUN KARAKTER ENTREPRENEURSHIP ISLAMI
Agar karakter entrepreneurship ini dapat terbangun, maka diperlukan manusia-manusia yang bermental entrepreneur yang mempunyai kearifan lokal. Bukan hanya manusia yang mampu menciptakan kreasi dan inovasi baru, akan tetapi manusia yang selalu mendengarkan apa kata hatinya yang sesuai dengan fitrah manusia. Makna entrepreneur itu sendiri mencakup tiga hal penting, yaitu: creativity innovation, opportunity creation, dan calculated risk-taking. Jika entrepreneur itu dimengerti dalam tiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia terlahir sebagai entrepreneur dengan potensi kreatif-inovatif, pencipta peluang yang handal, dan pengambil risiko yang berani. Sangat jelas bahwa negara kita ini sangat membutuhkan pribadi yang produktif yang menjalankan segala sesuatu sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Fitrah disini bersifat universal dan tidak berubah, yaitu berupa kecenderungan manusia untuk bertauhid, yakni mengimani dan hanya menyembah Allah.
Menurut Yunus, manusia mempunyai potensi menjadi entrepreneur karena manusia memiliki keterampilan bertahan hidup, yaitu kemampuan manusia untuk memperoleh apa yang dibutuhkan dari lingkungannya, mengantisipasi, mengelola, dan memimpin perubahan yang ada di sekitarnya, sehingga dapat mempertahankan hidup dan memperoleh kehidupan yang layak dan bermakna. Keterampilan bawaan untuk bertahan hidup ini berlaku pada semua anak yang dilahirkan dalam kemiskinan maupun keberlim-pahan, berlaku pada semua usia, lintas budaya, gender, dan ras.  
Para ahli mengemukakan beberapa teori acuan untuk melaksanakan pendidikan entrepereneurship itu sendiri, yaitu diantaranya Teori Humanisme yang dimotori Abraham H. Maslow memandang manusia pada dasarnya baik, memiliki potensi tidak terbatas, berdaulat dan memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri, sehingga ia dapat dimintai pertanggung-jawaban. Teori selanjutnya berupa Teori Perkembangan Karier yang merupakan persoalan sepanjang hayat, karena itu setiap orang berkewajiban untuk mencari dan mengembangkan ilmu untuk menemukan teknologi baru terkait gaya hidup masyarakat pada zamannya. Teori Multiple Intelligences yang memaparkan gambaran mengenai spectrum kecerdasan yang luas agar membuka mata para orang tua maupun guru tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan akan diminati oleh anak-anak dengan semangat yang tinggi. Penelusuran minat dan bakat anak dapat dilakukan melalui kegiatan bermain, belajar, dan berkarya. Teori-teori tersebut sangat membantu untuk menjalankan pendidikan entrepreneurship yang konsepnya tidak lepas dari diskusi klasik para ahli pendidikan tentang nature versus nurture.
Berbicara mengenai pendidikan kewirausahaan, tentu terdapat landasan etik yang harus dimiliki, yaitu Iman dan Takwa, Sabar dan Syukur, Sodakoh (Kontribusi) dan Silaturahmi, kemudian Ikhtiar dan Tawakkal. Pendidikan memang menjadi sangat penting saat kita menginginkan untuk maju dan sangat erat kaitannya dengan lembaga yang bernama  sekolah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah kewirausahaan yaitu Kompetensi Lulusan, Taksonomi Pendidikan Wirausaha, Strategi Pendidikan Kewirausahaan, Model-model Pendidikan Kewirausahaan, dan Manajemen Sekolah Kewirausahaan. Di dalamnya dibahas tentang EQ yang merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain yang terdiri dari lima unsur, yaitu Kecakapan Diri, Pengaturan Diri, Kemampuan Memotivasi Diri, Empati, dan Keterampilan Sosial. EQ sangat penting untuk pembentukan mental dan karakter entrepreneur karena dengan EQ kita mampu membawa diri dan memposisikan diri sesuai dengan situasi dan kondisi yang sesuai. Juga terdapat SQ yang tidak kalah penting yaitu merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, moralitas, tujuan hidup, cinta, kerendahan hati, pengabdian kepada Allah, dan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan intuisi. Orang-orang yang memiliki SQ tinggi, memilih untuk bertindak berdasarkan tujuan dengan memegang teguh pada prinsip.
Insan wirausaha memiliki tiga kemampuan utama, yakni jihad, ijtihad, dan mujahadah. Ini digunakan sebagai modal untuk memperkenalkan sesuatu yang baru kepada masyarakat mengharapkan bahwa insan tersebut bukan hanya mampu menciptakan, tetapi juga menawarkan. Mampu menjual dan memasarkan inspirasi dan penemuan orang lain untuk menjadi bisnis. Tentunya kecakapan ini bisa didapatkan pada sekolah entrepreneur yang manajemennya terkelola dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip korporasi, dengan mengedepankan etika, kultur dan sistem nilai yang mencerminkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar

komentarin dong... :(

 
Copyright (c) 2010 WELCOME TO MY KINGDOM :) and Powered by Blogger.